SEKITAR KITA

Puskesmas Panarukan Gelar Pelayanan Kesehatan Gratis di Pasar Kilensari Situbondo

Diterbitkan

-

Memontum Situbondo – Puskesmas Panarukan-Situbondo, membuka pelayanan kesehatan gratis kepada pedagang dan pembeli di Pasar Kilensari, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, Rabu (15/09) tadi.

“Program pelayanan kesehatan yang dilaksanakan Puskesmas Panarukan kepada pedagang pasar dan pengunjung pasar ini, sebagai upaya kesehatan kerja di lingkungan Pasar Kilensari. Kegiatan ini, merupakan program pengembangan untuk mendekat produk layanan kesehatan Puskesmas Panarukan kepada masyarakat, pedagang,” kata Kepala Puskesmas Panarukan, dr H Imam Hariyono.

Baca juga:

Sesuai dengan program Indonesia Sehat, sambung dr Imam, maka diharapkan kegiatan ini bisa memantau kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Panarukan. “Tadi, sebanyak 67 orang terlayani pada kegiatan pelayanan kesehatan di Pasar Kilensari,” jelasnya.

Adapun kegiatan pelayanan kesehatan kepada pedagang Pasar Kilensari, imbuh dr Imam, meliputi pemeriksaan tensi darah, pemeriksaan tinggi badan dan berat badan serta penjaringan kasus TBC. “Pelayanan kesehatan gratis jemput bola ini, diharapkan memberi manfaat kepada masyarakat, khususnya masyarakat pedagang di Pasar Kilensari Panarukan,” harapnya.

Advertisement

Tidak hanya itu yang disampaikan mantan dokter forensik di Rumah Sakit Aboer Rahem Situbondo, dirinya juga menegaskan bahwa tenaga medis di Puskesmas Panarukan, siap melayani masyarakat setulus hati dan profesional serta mengaplikasikan program-program kesehatan yang bermuara kepada peningkatan pelayanan publik. Hal itu, sesuai dengan prosedur pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas Panarukan.

Sementara itu, Altur Rosyidah pemerhati penyakit TBC dari Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera Cabang Situbondo, mengatakan Yabhisa Situbondo melakukan penyuluhan bersama bidan wilayah dan programer UKK dari UPT PKM Panarukan dengan menyasar pedagang dan pembeli di Pasar Kilensari. Tujuannya, untuk memberikan penyuluhan dan melakukan edukasi kepada masyarakat terhadap penanggulangan TBC.

“Bagaimana gejala dan bahayanya penularan TBC. Masyarakat harus diberitahu,” bebernya.

Lebih lanjut Altur Rosyidah berharap, masyarakat tidak lagi memiliki stigma bahwa tes TBC sama dengan tes Covid-19. Karena, saat ini isu yang berkembang di masyarakat ketika komunitas atau kader Yabhisa saat melakukan edukasi atau penyuluhan kepada masyarakat ketika dijumpai suspek atau terduga TBC (masyarakat yang bergejala TBC, red) biasanya dalam masa pandemi ini mereka menganggap tes TBC sama dengan tes covid. Sehingga mereka takut ketika diketahui hasilnya.

Advertisement

Tidak hanya itu yang disampaikan Altur Rosyidah, kali ini pihaknya menjaring 46 orang suspeck yang bisa diperiksa gejala
TBC dan juga pada kegiatan ini tidak hanya memeriksa gejala TBC. Tetapi juga pemeriksaan terhadap penyakit lain yaitu gula darah, kolesterol dan penyakit lainnya, sehingga kegiatan ini adalah sinergi yang baik antara Yabhisa dan UPT PKM Panarukan. (her/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas