Pemerintahan

Generasi Milenial Situbondo Bertani Shorgum

Diterbitkan

-

Generasi Milenial Situbondo Bertani Shorgum

Memontum Situbondo – Dalam memanfaatkan sekitar kurang lebih 1 hektar lahan pertanian atau persawahan milik Wabup Situbondo Ir H Yoyok Mulyadi M Si di Desa Tokelan, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur menggandeng kaum milenial untuk bertani Shorgum.

” Ini untuk mewujudkan ketahanan pangan saat menghadapi pandemi virus Corona atau Covid-19, ” kata Wabup Situbondo Ir H Yoyok Mulyadi M Si, kemarin.

Wabup Situbondo Ir H Yoyok Mulyadi M Si. (her/im)

Wabup Situbondo Ir H Yoyok Mulyadi M Si. (her/im)

Sambung H Yoyok, karena sekarang ini banyak generasi muda di Kabupaten Situbondo mulai bertani.

” Jadi ini keuntungan bagi Pemerintah Kabupaten Situbondo, sebab hal itu bisa memenuhi kebutuhan konsumsi warga serta menciptakan ketahanan pangan, ” jelasnya.

Menurutnya, apalagi sekarang ini ada pandemi virus Corona atau Covid-19 yang berdampak pada pertumbuhan perekonomian masyarakat, sehingga sektor pertanian menjadi permasalahan ekonomi yang dihadapi saat ini.

Advertisement

” Makanya itu diperlukan pengolahan lahan dari para kaum milenial untuk bertani dengan ditanami shorgum, ” ujarnya.

Lebih lanjut H Yoyok menjelaskan, lahan pertanian tersebut (milik Wabup H Yoyok Mulyadi,red), jadi lahan itu dapat digunakan untuk ditanam oleh generasi milenial secara gratis dan hasilnya bisa di ambil sendiri.

” Tapi kuncinya harus mengikuti prosedur dan SOP yang sudah diberikan, begitu kita kasih beberapa titik lahan untuk kaum petani milenial, “jelasnya.

Dikatakan H Yoyok, kami mendorong petani dan Kepala Desa untuk menjalin komunikasi dengan pemilik lahan sawah sehingga di Kabupaten Situbondo dapat dimanfaatkan, dengan harapan mereka dapat mengolah lahan tersebut dan menjadi petani, karena tidak semua kaum milenial punya tanah, maka kita memfasilitasi dulu agar lahan tersebut bisa dikelola dengan baik oleh petani milenial.

Advertisement

” Dengan dimanfaatkannya lahan tersebut. Seperti lahan di Desa Tokelan yang ditanami shorgum yang awal pengerjaannya dari tiga bulan lalu, sehingga semangat para petani milenial sangat luar biasa, mereka mulai awal menggarap tanpa mengenal lelah serta pemilik lahan mau memanfaatkan lahannya untuk ditanam Shorgum, ” katanya.

Ditambahkan Wakil Bupati Situbondo Ir H Yoyok Mulyadi M Si, maka kalau dilihat dari semangat mereka yang tanpa mengenal lelah dapat juga menambah pengetahuan bertani oleh para pemuda milenial di Kabupaten Situbondo, karena seluruh lahan terkelola dengan baik.

” Pada tahun ini baru sekitar 40 persen lahan termanfaatkan yang ditanam dari berbagai jenis tanaman, sedangkan sisanya masih dalam proses, “tukasnya.

Sementara itu, KH Zaky Abdullah Pengasuh Ponpes Mambaul Hikam Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo, selaku penasehat petani milenial mengatakan, pihaknya akan membantu para petani milenial di Kabupaten Situbondo ini untuk bekerja di sektor pertanian.

Advertisement

Sambung KH Zaky, pada tahun 1980 an produksi pertanian gabah menghasilkan 10 sampai 11 ton, namun saat ini produksi pertanian hanya menghasilkan 4 sampai 5 ton saja, ini sangat jauh dari harapan.

” Oleh karena itu generasi milenial secara umum lebih terbuka, lebih berwawasan dan lebih berpendidikan dan memungkinkan bisa ber-inovasi dalam pertanian, kalau boleh dibilang bisa merevolusi bidang pertanian, karena pengolahan tanah saat ini tidak bisa dimaksimalkan lagi, ” ungkapnya.

Menurutnya, nah inilah keberadaan generasi milenial sangat dibutuhkan untuk berinovasi dengan tujuan membuat HPP rendah.

” Beras itu walaupun dijual murah pada konsumen karena memang HPPnya rendah, tetapi petani tetap untung banyak, ” kata kiai kharismatik Situbondo itu.

Advertisement

Lebih lanjut dijelaskan KH Zaky Abdullah, pada opsi lain karya-karyanya karena dorongan keagamaan. Kata dia, shorgum ini awal mulanya adalah pakan ternak, kita tidak berfikir macam-macam hanya untuk memberi makan ternak merupakan kewajiban kita.

” Tetapi karena didalam shorgum itu banyak potensi, kenapa tidak kalau kita manfaatkan, “jelasnya.

Ditambahkan KH Zaky, sebenarnya penanaman shorgum itu sudah kita lakukan sejak 2-3 tahun yang lalu dan sudah di diskusikan soal shorgum, persoalannya adalah untuk mendapatkan bibitnya sangat sulit, kita baru dapat bibitnya beberapa bulan yang lalu.

” Shorgum merupakan tanaman alternatif komoditas pertanian, “pungkasnya. (her/im/yan)

Advertisement

 

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas