Politik

Komisi II DPRD Situbondo Gelar Hearing bersama Sejumlah Pihak Terkait Kelangkaan Pupuk

Diterbitkan

-

Komisi II DPRD Situbondo Gelar Hearing bersama Sejumlah Pihak Terkait Kelangkaan Pupuk

Memontum Situbondo – Kesulitan petani dalam mendapatkan pupuk bersubsidi di Situbondo, mendapat perhatian serius dari DPRD Situbondo, Rabu (24/11/2021). Mensikapi kondisi itu, Komisi II DPRD Situbondo, memanggil sejumlah pihak terkait untuk menelaah kesimpangsiuran kabar kelangkaan pupuk. Adalah Dinas Pertanian dan Holtikultura, Pengawas Pupuk, LPSE dan distributor pupuk yang ada di Kabupaten Situbondo, yang dilibatkan dalam hearing itu.

Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Situbondo, Abdul Asiz, mengatakan bahwa stok pupuk di Situbondo, diketahui tidak langka dan masih ada. Politisi Partai Gerindra ini juga menjelaskan, jika jatah pupuk di Situbondo, hanya dikurangi oleh pemerintah. Dari yang sebelumnya 44.000 ton kini menjadi 21.000 ton.

“Jadi pengurangan jatah pupuk di Situbondo, itu setengah dari jatah sebelumnya,” ujar Azis seusai hearing.

Azis berharap, agar ada pengawasan saat pendistribusian pupuk. Karena, dikhawatirkan ada kios dan kelompok petani yang nakal.

Advertisement

“Tadi Komisi II merekomendasikan agar kios dan kelompok yang nakal, segera dicabut izinnya,” tegasnya.

Terkait adanya pengurangan jatah pupuk, pihaknya mengimbau kepada pemerintah daerah untuk menambah atau meningkatkan anggaran hibah pupuk kepada petani. “Kalau bisa, hibah bantuan ditingkatkan kembali,” ujar Azis.

Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Pemkab Situbondo, Haryadi T Laksono, mengatakan jika Komisi II hanya meminta penjelasan terkait kelangkaan pupuk itu. “Kami jelaskan, pupuk non subsidi dan bersubsidi stoknya masih ada. Jadi, stok pupuk tidak langka dan aman,” ujar mantan Kepala BPPKAD Pemkab Situbondo.

Sisa stok pupuk Urea, kata Hariadi, saat ini masih ada sekitar 2719 ton. Sedangkan yang ada di gudang penyangga pupuk di Desa Kalibagor, masih sekitar 1.751 ton. Untuk pupuk jenis ZA, kuotanya sebanyak 23.68 ton dan stok di gudang penyangga pupuk di Arjasa sebanyak 99 ton.

Advertisement

“Hari ini sebanyak 300 ton, baru dikirim dari Surabaya ke gudang di Arjasa,” jelasnya.

Baca juga :

Selain itu, tambahnya, untuk stok pupuk SP 36 sebanyak 776 ton dan yang ada di gudang penyanggah pupuk Arjasa sebanyak 248 ton. Sedangkan pupuk Phonska tersisa 2.526 ton dan di gudang penyangga pupuk sebanyak 743 ton.

“Pupuk petroganik sisanya 155 ton dari semula 330 ton. Jadi sampai Desember, ketersediaan pupuk bersubsidi itu aman,” kata Haryadi.

Haryadi menegaskan, pihaknya melakukan kroscek stok pupuk Urea non subsidi di gudang dan ditemukan ada sebanyak 88 ton, ZA 12 ton serta Phonska 230 ton. “Baik pupuk subsidi maupun non subsidi masih aman dan cukup untuk kebutuhan di Situbondo,” jelas Hariadi.

Advertisement

Dijelaskannya, pendistribusian pupuk gratis akan diserahkan langsung ke titik lokasi. Baik itu ke titik sasaran atau per desa atau per kecamatan. “Insyaallah, pendistribusian pupuk gratis kita lakukan mulai minggu depan,” kata Hariadi.

Dikonfirmasi terpisah, mantan Ketua DPRD Situbondo, Basori Shonhaji, mengatakan kalau pihaknya meminta pemerintah agar data penerima pupuk gratis terbuka. “Artinya, kalau masih melalui distributor yang sudah resmi, mereka harus punya data. Dan petani harus tahu biar tidak main kucing kucingan,” kata Basori.

Politisi PKB ini mempertanyakan, bantuan hibah pupuk gratis yang diberikan pemerintah sebenarnya bisa menjangkau berapa kali pada satu kali musim taman. “Kalau tidak tercover, lantas bagaimana yang lainnya. Itu masih satu kali tanam, padahal setahun ada tiga kali musim tanam,” tegasnya.

Untuk satu musim tanam, ujarnya, petani membutuhkan pemupukan sampai tiga kali pupuk. “Sekarang, pemerintah terbuka saja. Data by name by addres untuk penerimaan pupuknya,” ujarnya.  (her/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas