SEKITAR KITA

118 Anak Situbondo jadi Yatim Piatu karena Covid-19

Diterbitkan

-

Memontum Situbondo – Pandemi Covid-19 menyebabkan 118 anak di Kabupaten Situbondo menjadi anak yatim piatu. Sebab orang tua mereka meninggal dunia karena terpapar virus corona.

Plt Kepala Dinsos, Syamsuri, mengatakan anak yatim maupun piatu yang orang tuanya meninggal terpapar Covid-19 ini masih dalam taraf pendataan yang sampai saat ini masih belum selesai tentang pendataan anak yatim ataupun yatim piatu, data terus berjalan selama masih adanya pandemi Covid-19,” ujar Syamsuri.

Baca Juga:

    Lebih lanjut Syamsuri menambahkan, data ini dinamis terus menerus sampai pandemi ini selesai, kalau untuk riilnya data itu,  dalam hal ini Dinas Sosial dalam rangka pendataan anak yatim yang ditinggal orang tuanya karena korban covid itu bekerjasama dengan tenaga-tenaga sosial ataupun pegiat sosial yang lain yang ada di Kabupaten Situbondo ( TKSK, PKH,dan masyarakat pegiat sosial lainnya),” bebernya

    Pihaknya Dinsos Kab Situbondo mengakomodir dengan catatan ada by name by adrees yang bisa dibuat acuan dan surat kematian dari desa.

    Advertisement

    Sementara Kabid Rehabilitasi Sosial (Rehsos) Dinas Sosial Kabupaten Situbondo, Mokhammad Syawal, mengatakan jumlah anak yatim dan piatu yang orang tuanya meninggal karena Covid-19 sebanyak 118 orang.

    “Ini merupakan data terbaru dari kami, yang kami dapat dari rekan Dinas Sosial yang rutin melakukan kunjungan ke rumah warga,” kata Mokhammad Syawal, di Kantor Dinas Sosial, Situbondo, Selasa,(24/08).

    Syawal menyebutkan, dirinya dalam melakukan pendataan terhadap anak yatim maupun piatu, membagi dalam skala usia yang terdiri dari dua item. Dari usia 14 sampai 18 tahun, serta usia 18 tahun sampai 23 tahun.

    “Saat ini seorang anak yang orang tuanya meninggal karena Covid-19, dari usia 14 sampai 18 tahun sebanyak 84 anak.

    Advertisement

    Sedangkan, bagi mereka yang usianya dari 18 sampai 23 tahun, sebanyak 33 anak. Total secara keseluruhan anak yatim piatu sebanyak 118 anak di Situbondo,” jelasnya.

    Syawal mengaku, hal ini menjadi tugas bagaimana anak tersebut tetap semangat ditengah musibah yang dialami oleh mereka.

    “Kami berusaha datang kerumah-rumah warga, terutama yang kehilangan anggota keluarganya, untuk melakukan bimbingan psikososial. Tujuannya agar mental mereka kuat dan kembali semangat,” ucapnya.

    Pihak Dinsos Kabupaten Situbondo, melalui Dinsos Provinsi Jatim memberikan ruang kepada anak yang ingin tetap semangat melanjutkan aktivitas pendidikan yang ditinggal orang tuanya. “Bagi mereka yang memiliki semangat tinggi untuk tetal melanjutkan pendidikan sekolahnya, kami siap mendampingi mereka, hingga mereka lulus SMA nantinya,” katanya. (her/ed2)

    Advertisement
    Advertisement
    Click to comment

    Tinggalkan Balasan

    Terpopuler

    Lewat ke baris perkakas