Berita

Tradisi Transaksi Ternak Sapi Dilempar ke Laut

Diterbitkan

-

Tradisi Transaksi Ternak Sapi Dilempar ke Laut

Memontum Situbondo – Banyaknya permintaan ternak sapi asal Kepulauan Madura, pihak Pelabuhan Kalbut Situbondo melarang ternak tersebut di lempar ke air laut. Upaya perlakuan khusus dengan meminta para kapal motor untuk bersandar di dermaga pelabuhan Kalbut Situbondo.

Pihak Pelabuhan Kalbut sendiri telah melarang kapal motor kayu pengangkut ternak untuk tidak di lempar ke laut, hal ini sebagai bentuk menghindari resiko hewan tersebut mengalami patah kaki maupun kematian.

DILEMPAR: Sapi dilempar dari Kapal motor kayu pengangkut ke laut di pelabuhan Kalbut Situbondo. (her)

DILEMPAR: Sapi dilempar dari Kapal motor kayu pengangkut ke laut di pelabuhan Kalbut Situbondo. (her)

Salah satu pedagang ternak asal Kraksaan, Kabupaten Probolinggo Salehudin (47) mengatakan, bahwa tradisi selama bertahun-tahun ternak sapi di lempar ke laut karena kurangnya fasilitas dermaga sandar kapal perahu kayu pengangkut ternak sapi dari madura.

” Hal ini dapat beresiko patah kaki maupun kematian pada sapi yang dilempar kelaut, “katanya.

Menurut Salehudin yang lebih dikenal dengan nama panggilan Saleh ini mengaku, ia pergi ke pulau sepudi madura untuk beli sapi dan dikirim pakai kapal kayu dengan berisi sekitar kurang lebih 100 ekor sapi melalui pelabuhan Kalbut Situbondo.

Advertisement

” Setelah sampai di darat, sapi tersebut dikarantina dulu selama satu hari dan diangkut ke Probolinggo dengan ongkos 250 ribu per ekor, “ujarnya.

Lebih lanjut diungkapkan dia, para pedagang mengaku senang jika kapal bisa bersandar di dermaga pelabuhan.

” Menjelang hari raya Idul Adha ini harga sapi turun sekitar 30% dari harga semula dan permintaan juga menurun akibat dampak pandemi virus Corona atau Covid-19, “ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Panarukan, Kabupaten Situbondo, Kapten Miftakhul Hadi mengatakan, kapal motor kayu wajib bongkar muat dan sandar di dermaga pelabuhan.

Advertisement

“Jika dalam kondisi air laut surut, kapal diminta menunggu hingga air pasang dan dapat bersandar, “katanya.

Sambung dia, ada satu kapal yang memang secara konstruksi tidak bisa disandarkan di dermaga. Meskipun air itu pasang sapi-sapi tersebut tidak bisa diturunkan di dermaga, namun bisa diturunkan dikolam pelabuhan yang jaraknya tidak begitu jauh dengan dermaga.

” Jadi tetap saja sapi-sapi itu dilempar kelaut dan sapi-sapi tersebut berenang sampai dermaga, “tegasnya.

Lebih lanjut, Misbakhul Hadi menjelaskan, untuk kedepannya saya sudah mengajukan penambahan dermaga di sisi ujung timur, supaya kapal-kapal sapi semua bisa disandarkan di dermaga.

Advertisement

” Diharapkan bersama-sama antara pelabuhan kalbut dan pedagang sapi nanti semua yang bongkar muat di pelabuhan Kalbut ini, bisa dibongkar dengan layak di dermaga, “jelasnya.

Misbakhul Hadi menambahkan, kedalaman air saat surut sudah diukur 0,35 meter, jadi hanya 35 centimeter saja, ini yang menyebabkan kapal-kapal tidak bisa sandar di dermaga.

” Rata-rata dalam satu bulan ada kedatangan kapal yang melakukan bongkar muat di pelabuhan Kalbut ini sekitar 60 sampai 70 kapal per bulan, sehingga butuh mutlak penambahan dermaga untuk sandar di pelabuhan Kalbut, “pungkasnya.

Sekedar diketahui, menjelang hari raya idul adha tahun ini, permintaan ternak kurban terus meningkat. Sejumlah ternak sapi dan kambing di datangkan langsung dari Kepulauan Sepudi dan Kangean, Sumenep Madura. (her/yan)

Advertisement

 

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas