Pemerintahan

Tembus Pasar Domestik dan Internasional, Bupati Karna Apresiasi Kualitas Tembakau Situbondo

Diterbitkan

-

Tembus Pasar Domestik dan Internasional, Bupati Karna Apresiasi Kualitas Tembakau Situbondo

Memontum Situbondo – Produk tembakau Situbondo menembus pasar domestik dan internasional. Bahkan, kualitas tembakau di Kota Santri Pancasila, ini diketahui sangat bagus. Keterangan itu, disampaikan Bupati Situbondo, Karna Suswandi, saat ditemui Memontum.com.

Dijelaskannya, bahwa selain dikenal di mancanegara, tembakau Situbondo juga banyak dibeli oleh warga Bandung dan Jakarta. “Yang terkenal di sini, adalah Tembakau Kayumas dan Tambeng. Nah, ini luar biasa sampai dikenal di mancanegara,” ucap bupati di Graha Amukti Praja, Pendopo Kabupaten Situbondo, Rabu (24/11/2021).

Pria yang akrab disapa Bung Karna ini menerangkan, tembakau di Situbondo diolah dalam rajangan. Rajangan sendiri, terbagi menjadi dua jenis. “Yakni rajangan kasar yang dikeringkan untuk pabrikan cerutu. Sementara yang halus untuk dilinting,” imbuhnya.

Lebih lanjut Bung Karna mengungkapkan, ada 11 kecamatan di Situbondo, yang menjadi sentra penghasil tembakau. Diantaranya, Arjasa tepatnya di Desa Kayumas dan Besuki di Desa Tambeng. “Justru di daerah pegunungan, itu kualitasnya yang sangat bagus. Bisa jadi, karena letak geografisnya yang ada di gunung atau tekstur tanahnya,” ujarnya.

Advertisement

Baca juga :

Bung Karna juga mengakui, persoalan yang dihadapi oleh petani tembakau di Kota Santri Pancasila adalah musim hujan. Karena, apabila tanaman tembakau sudah terkena air hujan, maka kualitas menjadi jelek.

“Untuk masalah pemasaran, sampai saat ini tidak ada kendala. Tanaman tembakau akan semakin bagus apabila kondisi cuacanya cerah berawan. Sehingga, harga jualnya juga akan mahal,” tegasnya.

Untuk itu, orang nomor satu di lingkungan Pemkab Situbondo ini, menyampaikan bahwa pihaknya akan terus berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan petani tembakau di Kota Santri Pancasila. Salah satunya, dengan memberi bantuan pupuk urea gratis.

“Kita mengalokasikan dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) untuk membeli pupuk urea non-subsidi sebanyak 1228 ton. Dimana nantinya, akan diberikan secara gratis kepada para petani yang memiliki lahan pertanian dibawah 200 desiare. Termasuk, ke petani tembakau. Jadi, anggaran pupuk gratis ini kita ambilkan dari APBD dan DBHCHT. Totalnya Rp 13,5 Miliar,” paparnya. (her/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas