Berita

Diduga Terpapar Corona, Seorang Pedagang Pasar Tradisional Wringin Anom Diusir

Diterbitkan

-

Camat Panarukan H Marjulis M Si bersama forkopimka saat turun langsung ke pasar tradisional Wringin Anom Panarukan. (her)
Camat Panarukan H Marjulis M Si bersama forkopimka saat turun langsung ke pasar tradisional Wringin Anom Panarukan. (her)

Memontum Situbondo – Insiden pengusiran seorang pedagang di area pasar tradisional Wringin Anom, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur dipicu lantaran dituding terjangkit virus corona atau Covid-19, Rabu (24/6/2020). Adanya isu terkait insiden pengusiran salah satu pedagang yang buka dagangan (lapak tempat jual) di pasar Wringin Anom, Desa Wringin Anom, Kecamatan Panarukan.

Forkopimka Kecamatan Panarukan langsung bergegas ke lokasi area pasar tradisional menindak lanjuti dan mengorek keterangan semua pedagang pasar bahwa insiden tersebut hanya pergunjingan dan terbawa perasaan oleh Ibu Hj Hosniati sebagai pedagang yang mempunyai keponakan yaitu saudaranya berinisial (Ds) yang bekerja sebagai tenaga perawat di Puskesmas Panji.

“Dari hasil swab saudara Hj Hosniati yang berinisial (Ds) hasilnya negatif dengan dibuktikan surat keterangan terlampir hasil swabnya, ” ujar salah satu pedagang tradisional Wringin Anom yang mengaku bernama Heri (39).

Sementara itu, Camat Panarukan H Marjulis M Si selaku Ketua Gugus Tugas Kecamatan menyampaikan pihaknya bersama forkopimka sekaligus memberikan informasi dan arahan kepada semua pedagang dan para pembeli untuk mematuhi protokoler kesehatan dan Kepala Pasar Wringin Anom (M Efendi) juga bersedia setiap saat.

Advertisement

” Seperti memberikan woro-woro atau memantau kepada semua pedagang dan pembeli untuk menggunakan masker serta cuci tangan juga jaga jarak, “ucap H Marjulis.

Camat Panarukan H Marjulis menambahkan, pihaknya sudah memberi pengertian kepada semua pedagang di area pasar tradisional.

” Bahwa tidak benar Hj Hosniati dan keluarganya terpapar virus corona. Dari hasil swabnya ternyata negatif sehingga apa yang menjadi pergunjingan warga itu tidak benar. Oleh karena itu Ibu Hj Hosniati tetap berjualan dilapaknya, “pungkasnya.

Terpisah, saudari Septi (30) yang masih keponakan dari ibu Hj Hosniati mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Forkopimka Kecamatan Panarukan yang telah memberi pemahaman kepada warga dan para pedagang pasar tradisional wringin anom.

Advertisement

” Sehingga warga dan pedagang pasar wringin anom mau menerima kembali ibu Hj Hosniati untuk berjualan lagi di lapaknya, “katanya. (her/yan)

 

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas