Pemerintahan
Antisipasi Kelangkaan Pupuk Urea, Bupati Situbondo Minta Petani Gunakan Pupuk secara Berimbang
Memontum Situbondo – Bupati Situbondo, Karna Suswandi, mengajak petani di Kota Santri Pancasila untuk menggunakan pupuk secara berimbang. Tujuannya, untuk mengantisipasi kelangkaan pupuk urea bersubsidi di Kabupaten Situbondo.
Hal itu disampaikan oleh pria yang akrab disapa Bung Karna, saat memimpin pembagian pupuk urea gratis kepada para petani di lima desa yang ada di Kecamatan Sumbermalang, Sabtu (04/12/2021) sore. Lima desa itu, yakni Desa Alas Tengah, Taman, Baderan, Tlogosari dan Desa Plalangan.
Bung Karna mengatakan, penggunaan pupuk secara berimbang akan meningkatkan kesuburan tanah dan tanaman pertanian menjadi bagus. Sehingga, para petani tidak bergantung dengan pupuk urea subsidi saja.
“Fungsi pupuk urea itu menghijaukan daun. Jadi, bapak-ibu juga harus memakai pupuk NPK agar akar tanaman menjadi kuat. Pupuk ZA agar tanaman tahan terhadap hama dan penyakit, TSP supaya bulir padi atau butiran jagung menjadi banyak. Kemudian Petroganik untuk memperbaiki unsur hara tanah,” katanya.
Baca juga :
- Kampanye Akbar, Massa Pendukung Karunia Birukan Alun-alun Taman Lanceng Situbondo
- Sosialisasi Pilkada, KPU Situbondo Gandeng Wartawan Ajak Masyarakat Gunakan Hak Pilih
- KPU Situbondo Gelar Media Gathering Persiapan Penertiban APK
- Bidik Penghargaan Swasti Saba Wistara, Dinkes Situbondo Rakor bersama FKS, FKKS dan Pokja Desa Sehat
- Hilang Tiga Hari, Nelayan Situbondo Ditemukan Tewas Mengambang di Perairan Panarukan
Lebih lanjut Bung Karna mengungkapkan, hingga tanggal 19 November 2021, stok pupuk bersubsidi jenis ZA, SP 36, Phonska dan Petroganik masih aman. “ZA masih tersisa sekitar 2366 Ton, SP 36 tersisa sekitar 746 Ton, Phonska ada sekitar 2526 Ton dan Petroganik tersedia sekitar 333 Ton. Semua ada di Gudang Penyangga Pupuk (GPP) Kalibagor dan Arjasa,” ujarnya.
Pria asal Desa Curah Tatal, Kecamatan Arjasa, ini menyampaikan bahwa akibat penggunaan pupuk urea secara terus-menerus, akan berdampak pada kesuburan tanah menjadi berkurang. Sehingga, pemakaian pupuk urea untuk lahan pertanian bisa naik signifikan.
“Sekarang untuk 1 Hektar lahan pertanian rata-rata bisa menghabiskan pupuk urea sekitar 5,5 hingga 7 Kuintal. Sementara itu, jatah dari pemerintah pusat 1 Hektar itu hanya 1,25 Kuintal. Jadi ini yang mengakibatkan kelangkaan pupuk urea di Situbondo,” paparnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Haryadi Tejo Laksono, melalui Kabid Tanaman Pangan dan Holticultura, Basmalah, menerangkan jika stok pupuk urea bersubsidi untuk masa taman pertama masih tersisa sekitar 2000 ton. “1751 ton ada di Gudang Penyangga Pupuk (GPP) Kalibagor,” ujarnya. (her/sit)
- Hukum & Kriminal3 minggu
Satpolairud Situbondo Selamatkan Kapal Nelayan yang Karam Dihantam Ombak
- Kabar Desa3 minggu
Kodim 0823 Situbondo bersama BRI Launching Pembuatan Sumur Bor di Desa Ketowan
- Pemerintahan3 minggu
Pastikan Harga dan Stok Aman, Pjs Bupati Situbondo Tinjau Dua Pasar Tradisional
- SEKITAR KITA2 minggu
Dinkes Situbondo Gandeng JFF Gelar Operasi Katarak Gratis dan Pemberian Kaca Mata
- Kabar Desa2 minggu
Rutan Situbondo Dukung Program Asta Cita Presiden Prabowo melalui Swasembada Pangan
- Hukum & Kriminal2 minggu
Hilang Tiga Hari, Nelayan Situbondo Ditemukan Tewas Mengambang di Perairan Panarukan
- SEKITAR KITA1 minggu
Bidik Penghargaan Swasti Saba Wistara, Dinkes Situbondo Rakor bersama FKS, FKKS dan Pokja Desa Sehat
- Politik1 hari
Sosialisasi Pilkada, KPU Situbondo Gandeng Wartawan Ajak Masyarakat Gunakan Hak Pilih