Wisata

Melirik Potensi Wisata Pantai dan Hutan Mangrove di Desa Ketah

Diterbitkan

-

Memontum Situbondo—- Keseriusan pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo untuk meningkatkan potensi pariwisata semakin terlihat mulai era kepemimpinan Bupati H. Dadang Wigiarto, SH dan Wakil Bupati Ir. H. Yoyok Mulyadi. Hal ini terbukti, Pemkab Situbondo telah menetapkan pada tahun 2019 mendatang sebagai tahun kunjungan wisata.

Dalam mempersiapkan tahun kunjungan wisata 2019 tersebut, sejumlah desa telah melirik dan mulai berbenah untuk mengembangkan potensi wisata yang ada di daerahnya. Salah satunya adalah potensi obyek wisata Pantai dan Hutan Mangrove Du Bibir di Desa Ketah, Kecamatan Suboh.

Menurut pantauan Memontum.com, obyek wisata yang terdapat dua bibir pantai dengan ditumbuhi tanaman mangrove dan cemara laut ini, membuat pengunjung yang datang bisa terlarut dengan suasana alamnya yang indah mempesona. Pengunjung juga bisa menyusuri hutan mangrove secara lebih dekat sambil jalan-jalan santai disekitar pantai, atau bagi yang senang memiliki hobi memancing bisa juga membawa alat pancing untuk memancing ikan di sekitar lokasi pantai. Sehingga semua momen indah saat berada di obyek wisata ini, membuat pengunjung tidak lupa untuk mengabadikannya dengan menggunakan kamera atau HP.

Tak heran jika potensi keindahan alam Pantai Du Bibir dan hutan mangrove ini, pernah diusulkan Kepala Desa Ketah bersama delegasinya saat Musrenbang Kecamatan Suboh beberapa waktu lalu.

Advertisement

“Untuk pengembangan potensi wisata Pantai Du Bibir dan hutan mangrove ini, kita sudah usulkan di Musrenbang Kecamatan agar bisa menjadi skala prioritas dalam rencana program pembangunan 2019,” ungkap Kepala Desa Ketah, Erwin saat mendampingi Camat Suboh ketika melihat-lihat potensi dan kondisi obyek wisata dan hutan mangrove di Pantai Du Bibir, senin (12/3/2018).

Kepala Desa Ketah, Erwin mengatakan, nama pantai ini diambil dari Bahasa Madura yaitu Du Bibir yang berarti dua bibir. “Karena di obyek wisata ini memiliki dua bibir pantai, maka oleh warga menyebutnya Pantai Du Bibir,” ungkapnya.

Menurut cerita orang-orang tua, konon di Pantai Du Bibir ini, dulunya merupakan pelabuhan dan terdapat sejumlah situs peninggalan Patih Gadjah Mada. “Namun seiring usia, waktu dan faktor alam, pelabuhan dan sejumlah situs bersejarah tersebut musnah bagaikan ditelan bumi,” tutur Erwin.

Sementara itu, Camat Suboh, Suprapto mengatakan, usulan untuk pengembangan wisata Pantai Du Bibir, memang sudah dirumuskan saat Musrenbang Kecamatan. “Usulan tersebut telah masuk skala prioritas dalam program rencana pembangunan 2019 mendatang,” ungkapnya.

Advertisement

Menurut Suprapto, Pantai Du Bibir memiliki pantai yang indah dengan potensi hutan mangrove yang bisa dijadikan sebagai taman ekowisata. Hutan mangrove menjadi komponen penting bagi ekosistem pesisir yang dapat mencegah abrasi laut atau dapat menahan gelombang dari laut. “Hutan mangrove ini, selain sebagai feeding ground bagi ikan, udang, kepiting, dan lainnya, juga sebagai nursery ground dan tempat berkembang biaknya hewan-hewan laut,” terangnya.

Untuk kelestarian alam di Pantai Du Bibir, Camat Suprapto mengajak masyarakat untuk bersama-sama ikut menjaga kebersihan serta merawat keindahan dan potensi alamnya. “Potensi yang ada ini harus bisa dijaga, dirawat, dan dilestarikan. Jika bisa dikembangkan, insyaallah obyek wisata ini dapat menjadi salah satu sektor unggulan yang nantinya bisa dikelola Bumdes. Sehingga kesejahteraan masyarakat sekitar dapat meningkat,” pungkasnya. (yud/nay)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas