SEKITAR KITA
Nadiye, Umur 62 Tahun Masih Tekuni Pekerjaan Tukang Pemecah Batu di Kotakan, Hidup Sendirian, Seminggu Hanya Mendapat Rp. 90 Ribu
Memontum Situbondo – Usia tua tidak menghalangi semangat untuk tetap bekerja. Gambaran itulah, yang sekilas nampak pada diri Nadiye.
Ya, meski sudah memasuki kepala enam, namun Nadiye tetap menekuni pekerjaannya sebagai pemecah batu di Desa Kotakan, Kecamatan Situbondo. Pekerjaan itu terpaksa digelutinya, memang karena tidak ada pilihan.
Baca juga:
- Tutup Festival Kopi dan Tembakau, Bupati Situbondo Harap Gelaran Beri Dampak Petani dan Masyarakat
- Petugas Rutan Situbondo Gagalkan Penyelundupan Tembakau
- Optimalkan DBHCHT, Bupati Situbondo bersama Forkopimda Buka Gelaran Festival Kopi dan Tembakau
- Bea Cukai bersama Muspida dan Satpol PP Situbondo Musnahkan Rokok Ilegal Hasil Operasi Gabungan
- Dua Rumah Ludes Akibat Kebakaran, Bupati Situbondo Ingatkan Warga
Di tengah panasnya terik sinar matahari siang itu, Nadiye tampak sibuk memecahkan batu plontos untuk dijadikan menjadi batu koral. Meski harus menguras tenaga di usianya yang sudah senja, namun dia dengan sabar tetap menekuninya.
Baginya, itulah satu-satunya pekerjaan yang tidak memandang usia. Dengan harapan, dari pekerjaannya itu juga, bisa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Di usia Nadiye yang sudah 62 tahun, sosok yang yang satu ini tinggal seorang diri di Dusun Krajan Desa Kotakan Situbondo. Nadiye sendiri, sadar harus tetap banting tulang agar kebutuhan setiap harinya terpenuhi.
“Saongguna, tenaga bule pon tak kuat. Mon alako mecah beto. Tape beremma pole tadek se ekalakoa pole. (Sebenarnya, tenaga saya sudah tidak kuat lagi bekerja sebagai tukang memecah batu. Karena saya sudah tua. Tapi apa daya tidak ada pekerjaan lain, selain menekuni pekerjaan sebagai tukang pecah batu),” tutur Nadiye dengan Bahasa Madura, Sabtu (02/10/2021).
Nadiye mengaku, penghasilan yang didapatnya tidak seberapa besar. Dia baru dapat penghasilan, jika batu coral hasil pecahannya itu sudah laku.
“Jadi, setiap harinya belum tentu mendapatkan penghasilan. Kalau ada pembeli atau tengkulak, baru bisa mendapat penghasikan,” ucap Nadiye.
Perempuan paruh baya ini menjelaskan, bahwa harga jual batu coral miliknya, hanya sekitar Rp 190 ribu dalam satu pick upnya. Sementara untuk mendapatkan satu pick up, dirinya harus bersusah payah mengumpulkan batu coral selama enam hari.
“Untuk mendapatkan penghasilan sesuai harapan. Saya harus bersusah payah mengumpulkan batu coral hingga terkumpul satu pick up. Baru setelah itu, saya dapat penghasilan sekitar Rp 90 ribu setelah dipotong modal. Pekerjaan itu, saya kerjakan selama lima hari hingga enam hari,” tuturnya.
Sementara itu, kolega Nadiye, Haera, yang juga tukang pecah batu, menyampaikan bahwa Nadiye adalah sosok seorang yang tekun. Sebagai bukti, sang teman tersebut selalu bekerja tepat waktu. Nadiye bekerja mulai pukul 08.00 hingga sore hari.
Haera menambahkan, selama bekerja dengan Nadiye, tidak banyak keluhan hidup yang disampaikan. Hanya sesekali, Nadiye mengeluh karena hidupnyabyang sendirian dan tidak punya siapa-siapa.
“Dia menjalani hidup hanya seorang diri, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Orang seperti Nadiye, harusnya juga mendapat perhatian dari sekelilingnya,” paparnya. (her/sit)
- Politik4 minggu
Partai Koalisi Pengusung Incumbent Daftarkan Pasangan Karunia Jilid 2 ke KPU Situbondo
- Politik4 minggu
Diusung 7 Parpol, Paslon Rio-Ulfi dari Koalisi Kebersamaan Daftarkan Diri ke KPU Situbondo
- Politik4 minggu
Gelar Media Gathering, KPU Situbondo Ajak Wartawan Tingkatkan Partisipasi Masyarakat di Pilkada 2024
- Pemerintahan4 minggu
Panen Raya di Besuki, Pj Gubernur Jatim Siap Dukung Pengembangan Bibit Padi BK 01 dan 02 Agritan
- Pemerintahan2 minggu
Bupati Karna Serahkan SK Perpanjangan Masa Jabatan Ratusan Anggota BPD
- SEKITAR KITA3 minggu
Ribuan Pencinta Shalawat Penuhi Gelaran Pesona di Alun-alun Situbondo
- Hukum & Kriminal3 minggu
Fasilitasi WBP Salurkan Hak Pilih, Rutan Situbondo Lakukan Perekaman E KTP
- Pemerintahan1 minggu
Penuhi Kebutuhan Air Ketika Kemarau, Pemkab Situbondo Siapkan Pembangunan Sumur Bor