SEKITAR KITA

Pemkab Situbondo Tutup Mata Trotoar Banyak Beralih Fungsi

Diterbitkan

-

Memontum Situbondo – Keberadaan trotoar sebagai fasilitas pendukung penyelenggaraan lalu lintas, hal ini merupakan aspek sangat penting yang perlu diperhatikan. Trotoar yang sejuk, bersih dan tertata rapi menjadi idaman para pejalan kaki di Kabupaten Situbondo. Namun, kenyataannya masih banyak yang perlu diperbaiki penataannya untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman bagi pejalan kaki.

Mengintip keadaan trotoar di Kabupaten Situbondo, warga asal Asembagus, Situbondo, sebagai pejalan kaki, Hz Munawarah (48),  saat ditemui wartawan memontum.com mengaku, kondisi trotoar di Situbondo, tepatnya Jalan A Yani kotor dan sempit serta banyak yang di tempati warung serta rombong para pedagang kaki lima (PKL) yang menutup trotoar.

Baca Juga:

    “Kondisi trotoar terasa begitu kotor, sempit dan ada pula yang ditutupi rombong. Jadi, kalo ada pejalan kaki dari lawan arah, salah satu dari kita harus mengalah,” ujarnya.

    Munawarah berharap kepada pemerintah daerah khususnya dinas terkait untuk menata kembali kondisi di sepanjang trotoar. “Agar nantinya bisa lebih nyaman dan sejuk, serta trotoar yang rusak dan amburadul agar secepatnya juga diperbaiki,” tuturnya.

    Advertisement

    Pantauan wartawan memontum.com di seputaran trotoar sepanjang Jalan A Yani tepatnya di jalur dua arah perempatan Pos 90, alun-alun kota Situbondo ke Jalan A Yani arah KDS, di sana masih banyak pedagang yang berjualan hingga menutup trotoar, yang lebarnya sekitar 1 meter. Pada saat jam sibuk, kondisi lalu lintas padat, membuat banyak pemotor memilih parkir kendaraannya di trotoar. Ini adalah dua gambaran dari beberapa pelanggaran penggunaan fasilitas pendukung jalan.

    Sementara menurut pria asal Desa Gudang, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Dafid Hariyono (48) selaku Korwil DPD LSM Penjara Indonesia Jawa Timur itu mengatakan, keberadaan trotoar saat ini justru banyak yang beralih fungsi.

    “Trotoar sekarang malah dijadikan tempat berjualan para pedagang/warung dan parkiran. Jadi, ya, banyak pejalan kaki yang berjalan di area jalan raya, bukan di trotoarnya,” jelas Dafid, saat ditemui wartawan memontum.com di seputaran Alun-alun kota Situbondo, Selasa (04/05) sore.

    Menurutnya, walaupun begitu, kita tidak boleh sepenuhnya menyalahkan pedagang atau pemilik kendaraan. Harus ada peran serta juga dari Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo untuk mendukung hal ini.

    Advertisement

    “Misalnya, Dinas terkait bisa lebih tegas kepada pelanggar atau minimal dibuat rapi dululah, jangan dibiarkan (tutup mata) dengan kondisi trotoar seperti ini,” ujarnya.

    Pentolan LSM itu juga berharap trotoar bisa lebih layak dan nyaman dari sebelumnya. “Mungkin bisa diberikan papan larangan, agar tidak ada lagi sekumpulan pedagang yang berjualan dengan membuka warung dan menempati trotoar,” harapnya. (im/ed2)

    Advertisement
    Click to comment

    Tinggalkan Balasan

    Terpopuler

    Lewat ke baris perkakas